Selasa, 02 November 2010

Tujuh Rumus Kebahagiaan



Kebahagiaan menurut Arvan Pradiansyah,penulis buku "best seller the 7 laws of happiness:kebahagiaan itu berbeda dengan kesuksesan,kalau kesuksesan mendapatkan apa yang menjadi target awal,seperti ingin kaya,ingin rumah,mobil,dsb.Kesuksesan adalah mendapatkan yang anda inginkan (getting what you want).Lain dengan kebahagian.bahagia adalah "menikmati proses" dalam meraih kesuksessan yang ingin di capai.Bahagia itu (wanting what you get).Jadi sambung Arvan"memudahkan penjelasan",Bahagia itu lebih pada "proses-nya",bukan kepada pencapaian atau targetnya.

Karna kebahagiaan itu lebih pada proses,maka menurut Arvan,kunci kebahagiaan ada pada pikiran,memang selama ini orang terlanjur memahami hatilah yang menjadi kunci kebahagiaan,namun Arvan memiliki pandangan lain,menurutnya ,cara untuk mengelola qolbu yang selama ini diartikan sebagai "hati" itu adalah mengelola terlebih dahulu yg bisa di jangkau,yakni"pikiran".Dia yakin ,jika seseorang bisa megelola pikiranya,"insya Allah qolbunya bisa terjaga,selain itu pula,orang yang bisa mengelola pikiranya,maka perasaanya pun akan menjadi akan lebih baik.

Secara sederhana,Arvan memberi contohperasaan seseorang yg sebelumnya tenang tiba-tiba kesal lantaran sebuah pesan singkat di handphonenya,yang memaki dengan kata kasar.dan perasaan orang tadi kembali lega,ketika lima menit kemudian datang pesan singkat yang berisi permohonan maaf atas kesalahan pesan sebelumnya.Dari contoh sederhana itu Arvan menegaskan "perasaan"orang tersebut menjadi gundah itu karena yang masuk kedalam "pikirannya".
Buku Arvan pradiansah,”the 7 law of happiness “ ibarat 7 makanan bergizi yang terus menerus harus di masukan kedalam fikiran seseorang,agar seseorang bisa bahagia tiap saat.

Rumus yang pertama : Sabar (patience) seseoaang tak akan pernah bahagia,jika dalam melakukan sebuah tujuan dia hanya memikirkan hasil ahir,karna definisi ‘sabar’ itu sendiri adalah pada ‘proses’ bukan pada hasil ahir.,maka fikiran yang harus kita isi pada fikiran kita adalah proses,proses,dan proses,yang paling penting kita harus menikmati “proses” dari pada bingung memikirkan hasil,lanjut Arvan :”banyak orang yang ingin mendapatkan hasil,tapi tapi tidak mau menjalani proses”.nah itulah orang yang tidak bahagia.

Rumus yang ke dua : Syukur (gretifulness) kebanyakan orang tidak bersyukur,itu karna di dalam fikiranya hanya di penuhi oleh hal-hal atau sesuatu yang belum dia miliki,berbeda jika fikiran seseorang di isi dengan hal-hal atau sesuatu yang telah dia miliki,maka perasaan syukur dan bahagia benar-benar akan terlahir,”Jadi,mari kita fokus pada apa yang telah kita miliki,itu penting,agar kita bahagia tiap waktu”.kata kolumnis majalah SWA dan harian bisnis Indonesia itu.

Rumus yang ketiga : Sederhana (simplicity) simplicity atau sederhana adalah bagaimana seseorang dapat “melihat keluar”,bukan satu hal sangat rumit,simplicity adalah menentukan hakikat dari tiap masalah,”Jadi,fikiran kita harus di isi dengan hal-hal yang sederhana”.ketika kita mampu menentukan hakikat dari tiap-tiap masalah,menetukan esensi di balik pernak-pernik permasalahan,maka kita bisa melihat sederhana sekali sebenarnya,dari situ kita akan memperoleh bahagian,jika kita kesederhanaan itu,”kata Arvan.

Rumus keempat : Kasih (love) dalam pengamatan Arvan Pradiansyah,seseorang itu cendrung sulit untuk mengasihi orang lain karna yang di masukan dalam fikiranya hanyalah kata “di” meminta dicintai,kata yang cendrung egois dan membebankan kebahagian kita pada orang lain,berbeda jika kita memasukan kata “me” mecintai atau mengasihi,kebahagian itu terletak pada diri kita sendiri tanpa memberi beban pada orang lain,maka menurut Arvan kata yang tepat untuk di masukan kedalam fikiran yaitu “me” bukanya “di”,Sebab jika seseorang berfikiran “di”,maka siapa yang “me”…?,sebaliknya jika semua orang berfikir “me”,maka semua akan mendapatkan.

Rumus kelima : Memberi (giving) rumus bahagia selanjutnya yaitu giving atau memberi,memberi sesuatu agar mendapatkan sesuatu yang lebih banyak lagi,kalau modalnya 10 mendapatkan 100,itu sukses,tapi kebahagian rumusnya adalah”give more accept less…?,”, itulah iklas ,yang merupakan puncak tertingi dari “giving “(memberi),ketika kita memmberi tampa mengharapkan balasan atau imbalan.

Rumus keenam : Memaafkan (forgiving) memberi,dari pengamatan Arvan,memasukan sebuah fikiran kedalam kepala,meyakini bahwa ketika seseorang menyakiti atau melukai kita itu sebenarnya memiliki sisi-sisi kebaikan,”nah,kalau kita berfikir demikian ,secara langsung perasaan kita akan berubah,dan dari situ kita akan mendapatkan kebahagian.”

Rumus ketujuh : Berserah Diri (surrender) kata iman sering melekat pada telinga kita,orang yang beriman adalah orang yang tidak dapat melakukan apa-apa lagi,ia masih bisa berserah diri kepada Allah swt,sedangkan orang yang tidak beriman titak akan bahagia,karma kemampuanya terbatas ,”nah,kalau orang yang beriman kemampuanya tidak terbatas,karma dia punya Allah,itulah yang harus di masukan kedalam fikiran kita : ketika kita tidak dapat “ngapain”pun,kita tetap masih bisa menyerahkan kepada Allah swt ,untuk menyelesaikan segala urusan kita,itu bedanya beriman dan tidak beriman,”kata Arvan Pradiansyah,jadi kebahagiaan itu dating ketika kita merasa bersama Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar